Saluran atau sistem perpipaan sering kali berhubungan dengan aliran yang berbahaya atau bertekanan tinggi. Tentunya, untuk ini diperlukan kontrol dan pengecekan rutin untuk menilai apakah ada potensi kebocoran dari sistem perpipaan tersebut atau tidak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara hydrostatic test.
Kebocoran tentu saja akan menimbulkan cukup banyak masalah dan meningkatkan resiko keamanan. Ada banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk melakukan pengetesan kebocoran. Namun, kali ini kita akan mengulas terlebih dahulu tentang hydrostatic test, muldai dari tujuan dan prosedur pelaksanaannya, hingga apa yang harus dan tidak boleh dilakukan pada saat hydrostatic test dilakukan. Yuk, simak penjabaran selengkapnya.
Pengertian Hydrostatic Test
Hydrostatic Test, atau test hydro, merupakan sebuah kegiatan untuk menguji kekuatan dan kebocoran pada bejana bertekanan atau pressure vessel seperti boiler, heat exchanger, reactor, perpipaan, dan tangki menggunakan media fluida cair. Fluida cair yang biasa digunakan umumnya adalah air, sesuai namanya.
Cara menjalankan hydrostatic test ini adalah dengan memasukkan air ke dalam bejana atau pemipaan dengan tekanan tertentu. Kemudian, kondisi tekanan tersebut ditahan sampai jangka waktu tertentu sesuai dengan standar rujukan yang digunakan.
Apabila dalam pengetesan tersebut tidak ditemukan adanya kebocoran, atau tekanan air yang ada di dalamnya tetap (tidak bertambah atau berkurang), maka perpipaan tersebut akan dinyatakan “Lulus UJI”. Namun, apabila hal yang sebaliknya lah yang terjadi, maka diperlukan pengecekan ulang berupa pemetaan kira-kira bagian pipa manakah yang mengalami kebocoran dan perlu diperbaiki kembali.
Biasanya, hydrostatic test ini dilakukan di pipa yang memiliki tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan desainnya. Contohnya saja, berdasarkan ASME B31.1, tekanan test dalam sistem perpipaan ini tidak boleh dibawah 1,5 kali tekanan yang didesain. Meskipun begitu, tekanan yang diberikan juga tidak boleh melewati batas uji tekanan maksimal yang diijinkan. Tes ini dilakukan minimal selama 10 menit.
Baca Juga : Istilah Strainer Steam Trap Vent dan Drain
Tujuan Tes Hydro
Salah satu tujuan melakukan tes hydro di sistem perpipaan dan fittings, selain untuk menguji dan mengetes apakah terjadi kebocoran atau tidak, tes hydro ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya ledakan akibat tekanan berlebih yang dapat membuat jalur pipa rusak dan menimbulkan potensi bahaya. Terlebih, apabila pipa tersebut digunakan untuk mengalirkan bahan-bahan yang dinilai berbahaya, seperti gas atau bahan kimia.
Dalam ilmu perpipaan atau piping, tes hydro ini adalah salah satu tes yang kerap dilakukan guna mengukur kekuatan pipa/wadah yang kemudian diberikan tekanan (umumnya, bertekanan statis) seperti pipa, jalur pipa, boiler (pendidih), manifold (percabangan), hose (selang), dan juga pressure vessel (bejana tekan) dalam satuan yang ditentukan. Satuan tersebut bisa Pascal dalam SI ataupun PSI (Pound per Square Inch) dalam imperial, serta digunakan untuk mengecek potensi kebocoran dalam sistem perpipaan. Hal ini juga digunakan untuk menjamin bahwa pipa tersebut mampu menyimpan dan menyalurkan fluida dengan aman dan efektif.
Tes hydro ini banyak dilakukan lantaran bersifat non destructive test atau tidak merusak material. Alasannya, karena pengujian ini tidak mengubah sifat dan bentuk material dari sistem perpipaan secara menyeluruh. Dalam perpipaan, metode ini juga dapat digunakan sebagai salah satu metode yang mendukung pipeline integrity.
Prosedur Hydrostatic Test atau Tes Hydro Pada Pipa
Berikut ini ada beberapa prosedur yang harus dilakukan dalam tes hydro ini:
Langkah 1: Persiapan
- Memastikan bahwa semua pekerjaan sistem perpipaan telah selesai dengan baik sebelum pengujian dimulai.
- Membentuk tim pengujian sebagai penanggung jawab tugas atau performing authority. Semua anggota tim harus benar-benar mengerti dan menguasai proses pengujian tes hydro ini, termasuk SOP dan prosedur keselamatannya.
- Menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan agar pengujian selesai tepat waktu.
- Memastikan bahwa prosedur pengujian sesuai dengan Permit to works (PTW), TRA (Task Risk Assessment) dan HIT (Hazzard Identification), dan yang tak kalah penting sudah disahkan oleh penanggung jawab pengujian tersebut.
- Memasang barikade dengan jarak minimal 3 meter dari lokasi pengujian. Melakukan pemasangan tanda-tanda atau rambu bahwa sedang dilakukan pengujian pipa.
- Melakukan tool box meeting sebelum melaksanakan pekerjaan.
- Semua pekerja yang terlibat dalam Tes hydro ini harus menggunakan APD (Alat Pelindung Diri).
Baca Juga : Jenis Alat Pelindung Diri Untuk Pekerja Konstruksi
Langkah 2: Menyiapkan Hydro Test Package
Hydro test package merupakan kumpulan dokumen yang memuat panduan dan keterangan dari proses penyelesaian jalur yang akan dilakukan pengujian. Hydro test package ini berisi; nomor test paket, penandaan pada gambar isometric, penandaan pada drawing atau gambar P&ID, lembaran summary welding seperti hasil NDT, RT, MT, serta Inspection and Test record (ITR).
Sementara itu, ITR memuat informasi mengenai pre-hydro test line walk, NDT clearance, pressure test/flushed, reinstatement, acceptances records, flange management, removal temporary, dan punch list. Setelah semuanya dinyatakan clear, langkah yang bisa dilakukan yaitu:
- Memastikan fungsi buka tutup valve berjalan dengan baik. Posisi valve dibuka setengahnya.
- Memastikan semua temporary support equipment terpasang dengan benar.
- Memastikan posisi vent and drain sudah benar.
- Memastikan peralatan (yang telah terpasang sebelumnya) dan tidak digunakan dalam tes hydro ini dilepas dan dipindahkan terlebih dahulu dari jalur yang akan diuji.
- Memeriksa kembali blind flange terpasang dengan benar dan sesuai. Baik dari segi ukuran, rating, tekanan pengujian maksimal, dan sebagainya.
Langkah 3: Pelaksanaan Hydro Test
Setelah dua langkah di atas sudah sesuai prosedur, maka hydro test bisa langsung dilaksanakan. Berikut ini prosedur pelaksanaan hydrostatic test:
- Memastikan semua jalur yang diuji sudah tersambung dengan baik.
- Pemberian tekanan minimal 1,5 x dari tekanan desain.
- Pelaksanaan pemeriksaan visual dilakukan ketika tekanan tidak kurang dari 2/3 tekanan pengujian.
- Proses pengujian dilakukan dalam beberapa tahap, ketika progressnya 25%, 50%, 75% dan 100%, dengan holding time 10 menit per tahapnya.
- Wajib melakukan decreasing pressurized pada jalur drain point untuk menghindari negative stress pada pipa yang diuji.
- Waktu pengujian 1 jam.
- Ketika proses pengujian dilaksanakan, dilakukanlah pencatatan temperatur dan tekanan pada piping test record.
- Memeriksa semua jalur pipa yang dilakukan pengujian. Lalu, memastikan bahwa tekanan stabil.
- Setelah semua proses pelaksanaan hydro test ini selesai. Selanjutnya, dilakukanlah proses depressurizing atau proses pengurangan tekanan yang dilakukan secara bertahap dengan membuka beberapa titik vent.
Peralatan yang Digunakan dalam Hydrostatic Test
Berikut ini beberapa peralatan yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan hydro test:
- Spade atau skillet
- Blind flange
- Manifold
- Gasket
- Pressure indicator
- Alat recorder
- Haskel pump
- Stud bolts, Hoses dan kelengkapan konektornya
- Control valve
- Air sebagai media
- Zat pewarna yang aman untuk mempermudah pemeriksaan
Sebagai informasi tambahan, peralatan tersebut harus sesuai dengan standar yang diterapkan dan sudah diperiksa oleh petugas khusus guna memastikan bahwa alat tersebut dapat berfungsi dengan baik dan benar.
Do’s and Don’ts dalam Hydrostatic Test
Karena potensi bahayanya yang cukup besar, maka ada beberapa do and don’t yang harus Anda ketahui dalam pengujian ini. Di antaranya adalah:
Do’s:
- Melakukannya sesuai prosedur diatas.
- Menggunakan APD dan peralatan penunjang yang sesuai.
- Dilakukan oleh teknisi yang terlatih dan berpengalaman.
- Memastikan seluruh sistem perpipaan, valve, dan fitting yang diuji sudah diketahui spesifikasinya dengan baik. Jika perlu, Anda bisa memeriksa kembali dokumen terkait.
- Hindari menggunakan material yang mudah rusak, getas, apalagi yang telah retak karena karat.
- Peralatan pressure relief device seperti safety valve sudah harus tersedia, fungsinya untuk mencegah terjadinya over pressure.
- Menggunakan safety line dan safety barrier di lokasi pengujian
- Menggunakan pressure gauge yang telah terkalibrasi.
- Sudah ada ijin kerja.
- Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak-pihak yang terlibat.
- Menghentikan Hydrostatic Test apabila kondisinya tidak aman atau potensi bahaya terdeteksi.
Don’ts:
- Menyalahi prosedur dan standar pengujian.
- Menggunakan peralatan yang rusak.
- Melakukannya secara sembarangan, apalagi tidak menggunakan APD yang layak.
- Berdiri tepat di depan pressure gauge selama tes tengah berlangsung.
- Kurang penerangan atau kurang cahaya.
Baca Juga : Jenis-Jenis Percabangan Olet Pipa
Nah, itulah beberapa informasi seputar pengujian hydro test ini. Intinya, hydrostatic test ini dilakukan untuk menguji atau mengetes apakah terjadi kebocoran atau tidak serta mencegah terjadinya ledakan akibat tekanan berlebih yang dapat membuat jalur pipa rusak dan menimbulkan potensi bahaya.
Anda butuh komponen perpipaan yang berkualitas? Tidak mudah bocor? Kokoh, kuat, dan aman? Hubungi marketing PT. Alvindo Catur Sentosa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai produk perpipaan, valve, pump, fitting, dan komponen lainnya!