Ketika membicarakan sistem perpipaan, akan erat kaitannya dengan sambungan pipa yang digunakan untuk perpipaan. Karena pipa tidak dapat berdiri sendiri dan membutuhkan sambungan untuk mendukung sistem agar dapat bekerja dengan optimal.
Instalasi perpipaan adalah salah satu faktor yang krusial dalam proses industri. Instalasi pipa yang bagus dapat menjamin suplai aliran yang lancar untuk proses produksi. Tapi, bukan hanya pipa yang berkualitas, kamu juga perlu memastikan bahwa kamu menggunakan jenis sambungan pipa yang tepat.
Agar terhindar dari kesalahaan saat memilih jenis dan metode sambungan pipa yang tepat, Anda bisa memahaminya dengan penjabaran di bawah. Simak artikel ini hingga selesai ya!
Jenis-jenis Sambungan Pipa
Jenis sambungan yang tepat dapat membantu Anda membangun sistem instalasi pipa yang rapi serta mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Ada banyak jenis sambungan pipa yang dapat kamu temukan di pasaran. Dari sekian banyak, berikut ini adalah beberapa tipe fitting pipa yang paling sering digunakan untuk proses instalasi perpipaan secara umum:
Socket
Jenis sambungan pipa yang pertama adalah socket. Kegunaannya adalah untuk menyambungkan dua pipa yang berukuran sama. Sambungan socket bisa kamu jumpai dalam dua jenis, yakni socket polos dan socket drat. Perbedaan mencolok antara keduanya dapat ditemukan pada keberadaan ulir di bagian ujung sambungan.
Selanjutnya, socket drat dapat dibagi legi menjadi beberapa jenis yaitu dengan ulir di bagian luar ataupun di bagian dalam. Selain itu, ada pula socket drat yang disebut dengan valve socket, dengan salah satu ujung memiliki ulir pada bagian luar.
Socket biasanya digunakan untuk memanjangkan pipa dengan menyambung satu pipa dengan pipa yang lain secara lurus. Jenis komponen ini biasanya digunakan untuk dua jenis pipa dengan diameter yang sama, ulir yang berada dibagian dalam.
Elbow
Sambungan yang selanjutnya disebut dengan elbow yang memliki ciri khas sambungan yaitu bentuknya yang seperti huruf L. Digunakan ketika ingin menyambung pipa yang berada di sudut. Elbow memiliki sudut 90 derajat dan 45 derajat. Berbeda dengan socket, komponen ini berfungsi untuk membelokkan aliran dengan ulir dibagian dalam.
Baca Juga : Apa itu Elbow Pada Sistem Perpipaan
Reducer/Increaser
Kalau socket berguna untuk menyambung dua pipa berukuran sama, lain halnya dengan reducer/increaser. Fungsinya mirip, hanya saja sambungan ini digunakan untuk menghubungkan dua pipa dengan ukuran berbeda. Sebagai tambahan, ada pula reducer/increaser elbow yang dapat dipakai untuk menyambung pipa berukuran beda, sekaligus membelokkannya. Reducer sendiri terbagi menjadi dua tipa, yakni reducer elbow yang fungsinya membelokkan aliran dan reducer socket yang fungsinya memperpanjang pipa, dengan sambungan pipa lurus.
Baca Juga : Perbedaan Eccentric dan Concentric Reducer
Tee
Kalau ingin membagi aliran air menjadi dua saluran, jenis sambungan yang bisa kamu pakai adalah tee. Sambungan ini punya ciri khas pada bentuknya yang sangat mirip dengan huruf T. Anda dapat menemukan tee yang berguna untuk menyambung pipa dengan ukuran sama ataupun berbeda. Selain itu, ada pula pilihan tee yang dilengkapi dengan ulir di bagian dalam.
Selain membelokkan, komponen tee juga dapat bekerja dengan membagi aliran menjadi dua arah. Seperti namanya “T”, bentuk aliran yang dihasilkan berawal dari pipa lurus yang dibelokkan ke kiri dan ke kanan.
Tee pada umumnya berbentuk T, namun ada beberapa kasus Tee dapat berbentuk Y dan banyak orang yang menyebutnya dengan nama Y-Branch.
Cap
Cap, plug, atau clean out, banyak istilah untuk menggambarkan fitting ini. Namun, fungsi mereka sama yaitu menutup saluran pipa pada ujung pipa yang tidak dihubungkan lagi. Kebanyakan, para kontraktor memilih untuk menutup ujung pipa dengan kran air, sehingga ujung pipa dapat digunakan dan bermanfaat. Tetapi, jika suatu waktu harus ditutup maka cap, plug, atau clean out inilah jawabannya.
Metode Menyambungkan Pipa
Terdapat berbagai macam cara untuk menyambungkan pipa, yang paling simpel adalah dengan menggunakan metode pengelasan pada sisi luar pipa. Tetapi, pada sektor industri, terdapat metode lain yang yang dapat digunakan tergantung dengan kebutuhan dari produksi. Adapun beberapa jenis sambungan pipa adalah:
1. Sambungan Butt-Weld(Butt-Weld Joint)
Butt-weld joint merupakan metode pengelasan yang diaplikasikan pada pipa dan sering kali digunakan pada hampir seluruh industri, karena memiliki ketahanan yang kokoh. Di sisi lain, kelemahannya ialah jenis sambungan akan mempengaruhi aliran fluida di dalam pipa. Karena bekas las yang berada di dalam pipa tidak dapat dibersihkan. Disamping itu, sebelum pipa disambung dengan metode las, akan membutuhkan persiapan seperti membentuk groove terlebih dahulu.
Baca Juga : Perbedaan Ball Valve, Gate Valve dan Globe Valve
2. Sambungan Soket (Socket Weld Pipe Joint)
Sok, Sock, atau Socket adalah jenis sambungan pipa yang sering digunakan untuk menyambungkan batang pipa yang kurang atau yang terpotong. Sebenarnya, cara menyambungkannya cukup mudah dan bervariasi, yaitu cukup dengan memasangkan pipa pada socket dan selesai. Atau jika dirasa kurang pas/kuat maka dapat menggunakan lem pada bagian sisi pipa dan tunggu hingga mengering. Tetapi kelemahan dari sambungan socket adalah akan menimbulkan celah yang bisa menjadi potensi korosi jadi untuk pengunaan pipa yang korosif tidak dapat memanfaatkan sambungan jenis ini.
3. Sambungan Ulir (Screwed Pipe Joint)
Screwed Pipe Joint adalah penyambungan dengan menggunakan ulir atau baut sebagai perekat antar-pipa. Untuk melakukan metode ini, kedua ujung pipa disambung dulu dengan fitting berulir, baru kemudian fitting disambungkan dengan cara diputar mengikuti ulir tersebut.
Selain ulir, mechanical joint juga dapat dilakukan dengan menggunakan baut yang dikombinasikan dengan fitting flange adaptor/stub end. Penyambungan ini biasa dilakukan untuk dua pipa yang berbeda material, misal antara pipa plastik dan pipa logam.
4. Sambungan Flange (Flanged Pipe Joint)
Flange merupakan komponen untuk menyambungkan 2 komponen menjadi satu. Flange biasanya digunakan jika dibutuhkan opsi pada pipa untuk mengubah jalur maupun jenis pipa yang digunakan hingga dapat dilepas-pasang. Biasanya, digunakan untuk menyambung pipa ke pipa dengan alat bantu baut untuk pengikatnya dan gasket untuk mencegah kebocoran.
Dengan menggunakan flange, pengerjaan akan menjadi lebih cepat dan efektif. Tetapi kekurangan dari penggunaan flange yaitu persentase kebocoran yang akan timbul semakin besar dibandingkan dengan sambungan dengan sistem welding (las).
Baca juga : Apa itu Flange dan Jenisnya
5. Sambungan Spigot (Spigot Socket Pipe Joint)
Sambungan spigot adalah menyambungkan 2 pipa menjadi satu seperti halnya menggunakan socket, yaitu memasukkan satu pipa ke pipa lainnya. Jenis sambungan ini sering kali digunakan pada konstruksi galian untuk mengalirkan air seperti yang biasa kamu temui di pinggir jalan. Jenis sambungan ini memiliki daya tahan yang kokoh pada bagian luar, tetapi kelemahannya adalah tidak bisa menahan pressure yang tinggi.
6. Sambungan Buttress End (Buttress End Pipe Joint)
Sambungan buttress end biasanya digunakan untuk pipa non metal dengan memanfaatkan flange, tanpa ada teknik pengelasan. Biasanya, buttress end yang menggunakan pipa non metal dimaksudkan untuk menahan sifat korosif dari fluida di dalamnya. Jadi, ketika ada pipa non metal dengan sambungan ini, bisa dipastikan fluida yang ada di dalamnya sangat korosif.
Itulah penjelasan lengkap mengenai sambungan pada sistem perpipaan. Jika Anda mau tau lebih jauh mengenai sistem perpipaan, silahkan tanya kepada engineer atau ahli yang berpengalaman. Tetapi, jika Anda sudah menentukan tipe sambungan apa yang mau digunakan, silahkan kunjungi page product kami di alvindocs.com atau melalui admin sales kami.