Heat Number: Identifikasi dan Pelacakan Material dalam Konstruksi Sistem Perpipaan

2024-03-07

Daftar isi

Tutup

Dalam industri manufaktur, melacak asal-usul dan kualitas pada bahan logam merupakan hal yang penting. Tanpa sistem yang efektif untuk melacak bahan, sulit bagi produsen untuk memastikan bahwa bahan yang mereka gunakan memenuhi standar yang diperlukan untuk aplikasi. Hal ini juga dapat mengakibatkan keraguan dalam hal keamanan struktur bangunan dan peralatan yang menggunakan bahan logam tersebut. Solusi untuk masalah ini adalah dengan penggunaan heat number.

Di artikel ini, kita akan memahami tentang heat number, sebuah istilah yang mungkin terdengar sederhana, namun memiliki dampak besar dalam pengendalian kualitas dan keamanan di balik produk-produk yang digunakan di industri manufaktur.

Apa itu Heat Number?

Heat number adalah metode identifikasi unik berupa nomor yang dicap pada sepotong logam untuk memberikan informasi tentang asal usulnya. Pipa, flange, fitting pipa, dan komponen lainnya dicap dengan nomor ini, dan sebagian besar digunakan pada produk logam. Umumnya, heat number terletak di dekat tepi atau ujung potongan logam yang sudah jadi. 

Selain heat number, stempel tersebut bisa memuat informasi lain. Seperti indikasi dari produsen maupun pabriknya, bahwa produsen tersebut mempunyai lebih dari satu pabrik pengerjaan logam. Bisa juga terdapat die number (nomor cetakan), yang berguna untuk mencocokkan suku cadang pengganti untuk mendapatkan pengganti yang tepat jika diperlukan.

Fungsi Penerapan Heat Number

Heat number sangat penting dalam pelacakan dan pengendalian kualitas, karena memungkinkan produsen atau pabrikan untuk melacak asal-usul komponen tersebut, termasuk bahan mentah yang digunakan dan proses produksi yang dilakukan.

Selain itu, dengan menggunakan heat number, produsen dapat mengidentifikasi parameter proses yang terkait dengan pembentukan logam, dan informasi penting lainnya yang berhubungan dengan kualitas dan karakteristik komponen tersebut. Sehingga membantu untuk memantau secara efektif dan memfasilitasi pelacakan ulang jika terjadi masalah atau kebutuhan inspeksi lebih lanjut.

Produsen atau pabrik dapat menerapkan heat number meskipun undang-undang tidak mewajibkannya, karena nomor tersebut dapat menjadi sangat berguna. Selama perusahaan menyimpan catatan terkini, perusahaan tersebut tentu dapat mencari logam apapun berdasarkan heat number-nya dan memberikan informasi tentang asal-usulnya. 

Misalnya, aktivitas seperti forensik kecelakaan, di mana sewaktu-waktu penyelidik ingin mengetahui lebih banyak tentang produk logam yang digunakan dan melihat apakah masalah pada logam tersebut berkontribusi terhadap kecelakaan tersebut atau tidak.

Heat Number pada Mill Test Certificate

Mill Test Certificate (sertifikat uji pabrik) adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pabrikan bahan logam setelah melakukan pengujian kualitas pada bahan tersebut. Heat number adalah bagian penting dari Mill Test Certificate karena memudahkan dalam mengidentifikasi batch dari komponen logam yang digunakan. Selain heat number, informasi yang tercantum dalam Mill Test Certificate biasanya juga mencakup spesifikasi komponen, hasil pengujian fisik dan kimia, serta informasi lain yang relevan untuk kualitas dan kompatibilitas peralatan tersebut dengan penggunaan yang dimaksud.

Jadi, heat number pada Mill Test Certificate memainkan peran penting dalam memastikan transparansi dan pelacakan yang akurat dalam sistem rantai pasokan. Dengan heat number, penerima komponen logam dapat memeriksa catatan pengujian kualitas, dan memverifikasi bahwa bahan tersebut memenuhi spesifikasi yang diperlukan.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Valve untuk Aplikasi LNG dan Terminal Gas

Cryogenic valve berstandar API 6D menjaga keamanan LNG di suhu -162°C. Simak tantangan, desain, dan sertifikasi penting dalam industri LNG.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Sistem Piping di Fuel Terminal

Desain sistem piping di terminal BBM memastikan distribusi bahan bakar aman, efisien, dan sesuai standar seperti API 2610, NFPA, serta HSE guidelines.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Prosedur Safety Valve di Fuel Terminal

Safety valve jadi garis pertahanan terakhir di terminal BBM untuk cegah overpressure, kebakaran, & ledakan. Kuncinya: uji rutin & patuh standar API–NFPA.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Pentingnya Valve yang Compliant terhadap API 6D

API 6D memastikan valve pipeline migas aman, andal, dan lolos uji ketat. Compliance jadi bukti kualitas, keselamatan, serta keandalan operasi jangka panjang.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Panduan Lengkap API 6D vs API 600

API 6D dipakai untuk valve di pipeline migas, sedangkan API 600 fokus pada steel gate valve di refinery. Bedanya terletak pada fungsi, tekanan, dan aplikasinya.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
11
.
25

Perbedaan API 6D dengan ISO 14313

API 6D dan ISO 14313 sama-sama mengatur pipeline valve migas. Bedanya, API 6D dominan di Amerika, ISO 14313 diakui global & cocok proyek lintas negara.