Dalam sistem perpipaan yang kompleks, menjaga kelancaran aliran fluida menjadi tantangan tersendiri. Penting untuk memahami bagaimana mengatasi salah satu tantangan yaitu pembekuan yang dapat menghambat kinerja pada sistem perpipaan. Cara mengatasinya bisa dengan memanfaatkan steam tracing.
Sebelum kita menyelami lebih dalam tentang aplikasi dan manfaat steam tracing, penting untuk memahami tentang apa itu steam tracing hingga bisa menjadi cerdas dalam memastikan operasi yang efisien dan mengatasi tantangan pembekuan pada sistem perpipaan. Berikut penjabarannya.
Apa itu Steam Tracing pada Pipa
Steam tracing merupakan suatu kondisi yang dibuat supaya fluida di dalam pipa tidak mengalami pembekuan dengan cara menjaga temperatur pipa yang cukup tinggi hingga akhirnya fluida bisa dialirkan atau dipompa. Kondisi ini tentunya bisa memanfaatkan tube yang dikenal dengan sebutan tracer, di dalamnya akan diisi oleh steam yang berasal dari steam-header (atau subheader), kemudian ditempelkan pada pipa utama secara pararel dan dibungkus bersama dalam satu insulasi pipa.
Pipa horizontal umumnya akan di-trace dibagian bawah dengan satu tracer yang biasanya terbuat dari tube (copper atau stainless). Tracer ini kemudian digabung pararel dengan pipa yang diatur suhunya, baru kemudian dibuatkan insulasi pipanya.
Jika Anda bertanya mengapa menggunakan steam, padahal bisa dipanaskan menggunakan pemanas elektrik dan semacamnya? Dengan menggunakan steam, biaya pemasangan dan perawatannya memang cukup mahal, tapi 1 steam tracer bisa menghasilkan 2 hingga 10 lebih panas dibanding cara lainnya. Tracer juga menggunakan steam karena resiko yang sedikit, hal lainnya yaitu fluida di dalam pipa tidak akan melebihi maksimum saturation dari temperatur steam.
Baca Juga : Cara Baca Kode Standard ASME
Baca Juga : Cara Baca Kode Standard ASME
Tekanan dan Temperatur Steam untuk Tracing
Steam yang dipasang punya tekanan antara 10 sampai 200 PSIG. Beberapa steam biasa disediakan tekanan yang cocok untuk tracer-nya, tapi kalau steam pressure-nya terlalu tinggi maka akan diatur via control valve. Untuk steam yang tekanannya rendah dapat digunakan asal ujung discharge-nya langsung mengarah ke atmosfer (otomatis terbuang).
Tekanan yang dipakai dalam steam tracing bisa dibedakan jadi 3 bagian, Low Pressure (LP) steam (150 sampai 180°C), Medium Pressure (MP) steam (200 sampai 270°C) atau High Pressure (HP) steam (350 sampai 400°C).
Baca Juga : Jenis Jenis Pipa dan Fungsinya
Di mana Steam Tracing Dipasang?
Tidak semua kondisi membutuhkan steam tracing, jadi steam tracing hanya dipasang jika keadaannya seperti:
- Pada jalur pipa mungkin ada genangan, contoh pada cabang (branch) dari pararel heat exchanger atau pompa, dan bypass sekitar equipment. Pada beberapa bagian pipa ini, kondensat atau pembekuan bisa saja terjadi.
- Equipment ataupun pipa yang tak boleh berada di bawah ambient temperatur, contoh saat terjadi pada musim gugur.
- Pada suction pipe gas kompresor yang berasal dari keluaran KO drum, kondensat bisa saja terjadi yang nantinya dapat merusak kompresor.
- Inlet piping dari relief valves, untuk meyakinkan bagian dalam pipa bebas dari solidifikasi material atau cristalisasi hydrate.
Baca Juga : Pengertian dan Rangkaian Pekerjaan Pipe Fitter
Baca Juga : Pengertian dan Rangkaian Pekerjaan Pipe Fitter
Tujuan dari Steam Tracing
Setelah mengetahui informasi teknis tentang steam tracing, berikut adalah beberapa tujuan dari steam tracing. Antara lain:
- Menjaga fluida di dalam untuk mencegah menjadi solid (solidifikasi) karena kristalisasi atau air beku
- Menjaga fluida tetap kental (viscous) yang tinggi
- Menjaga fluida dari rendahnya temperatur
- Mencegah pembekuan fluida yang mengandung air
- Mencegah senyawa korosif yang terbentuk ketika terjadi kondensasi
- Mencegah kondensasi dari gas yang mengalir pada pipa
- Mencegah cold brittleness (pipa menjadi getas) karena temperatur yang dingin
- Mencegah hydrate formation di pipeline
Steam tracer ini dibagi lagi menjadi 2 bagian utama, yaitu sistem tertutup di mana keluaran dari steam ini dikumpulkan dan kemudian digunakan kembali (recover), dan yang atu lagi sistem terbuka di mana steam dari discharge dilepas ke atmosfer, tapi hal ini jarang sekali terjadi.
Demikian penjabaran tentang steam tracing. Dapat kita pahami bahwa teknologi ini bukan sekadar tambahan, melainkan juga solusi untuk memitigasi berbagai masalah dalam sistem perpipaan. Tanpa steam tracing, risiko pembekuan fluida di dalam pipa dapat menjadi poin kritis yang mengakibatkan penghentian operasional dan bahkan kerusakan peralatan. Keberadaan steam tracing sebagai langkah preventif bukan hanya sekadar strategi, tetapi menjadi aspek yang relevan dalam memastikan kelancaran dan keberlanjutan operasi sistem perpipaan.