Arifin Tasrif, Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) mengatakan ada 'harta karun' yang baru di sektor minyak dan gas Indonesia. Menteri ESDM juga mengatakan bahwa sumber daya 'harta karun' ini dapat diproduksi sampai 800 tahun lamanya. 'Harta karun' ini bernama metan hidrat atau gas hidrat. Akan tetapi sampai sekarang migas non konvensional ini masih belum disentuh.
Maka Menteri ESDM berharap supaya hal ini dapat diolah dan jadi sumber alternatif baru guna mendukung ketahanan energi nasional di masa depan.
Untuk mengenal seputar metan hidrat atau gas hidrat, berikut fakta-fakta yang ada :
Apa itu Metan Hidrat ?
Metan hidrat adalah gas hidrat berbentuk kristal es dimana molekul air akan membentuk struktur seperti kurungan atau clathrate, sehingga punya rongga yang bisa terisi oleh molekul gas.
Seperti ada kurungan pada molekul-molekul air, lalu di tengahnya akan menjebak molekul hidrokarbon bisa metana, C2, C3 ada juga CO2. Gas hidrat ini biasa disebut dengan 'Fire Ice' karena bentuknya seperti es, tapi bisa terbakar.
Lalu Seberapa Besar Potensi Metan Hidrat ?
Sebagai perbandingan saja deposit gas alam mencapai 13.000 triliun kaki kubik (TCF). Sementara deposit gas hidrat di darat mencapai 5.000 - 12.000.000 TCF dan bawah laut hingga 30.000 - 49.000.000 TCF.
Baca Juga : Pengertian Smelter Pertambangan dan Penjelasannya
Gas hidrat juga adalah sumber daya hidrokarbon non konvensional terbesar di bumi dan diperkirakan 50% deposit hidrokarbon tersimpan dalam bentuk gas hidrat.
Dimana Saja Lokasi Sumber Gasnya ?
Mengenai sumber gas, potensi gas hidrat ada di pinggir-pinggir benua, baik di Eropa, Afrika, Amerika Utara dan Selatan. Kemudian diketahui 2 area sudah menjadi tempat akumulasi gas hidrat ialah sea beds di sekitar laut dalam dan area permafrost di sekitar kutub utara. Tapi, Indonesia sendiri juga punya potensi gas hidrat ini.
Karena sesuai survei pada tahun 2004, Indonesia berhasil menemukan sumber daya metan hidrat sebesar 850 TCF. Lokasi tepatnya berada di perairan Selatan Sumatera sampai ke arah Barat Laut Jawa (625 TCF) dan di Selat Makassar Sulawesi (233,2 TCF).
PT Pertamina (Persero) juga memperkirakan potensi gas hidrat di Indonesia mencapai 3.000 TCF. Akan tetapi, besaran nilai ini masih sering dipertanyakan karena memang belum ada penelitian komprehensif mengenai gas hidrat di Indonesia.
Dengan melihat pada peta topografi dasar laut Indonesia, ternyata banyak sea beds pada area laut dalam Indonesia dipercaya mempunyai akumulasi gas hidrat dengan nilai volumetrik yang sangat besar.
Analisis ini berdasar data seismik yang membuktikan bahwa gas hidrat tersebar di daerah lepas pantai Simeuleu, Busur Depan Jawa, Palung Mentawai, Selat Sunda, Lombok Utara, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Kumawa, Aru, Wigeo, Wokam, Misool dan Salawati.
Daerah lain yang dianggap punya potensi gas hidrat ialah Laut Flores, Laut Sawu, Teluk Bone, Laut Timor, Laut Banda, lepas pantai selatan Banggai, Laut Maluku, Laut Seram dan lepas pantai utara Papua.
Baca Juga : Pengertian dan Rangkaian Pekerjaan Fitter Fabrikasi
Apakah Ada Negara yang Produksi Gas Hidrat ini ?
Jika gas hidrat ini sudah mature. Penelitian terkait gas hidrat ini sebenarnya sudah dilakukan sejak lama dan siap diproduksi. Jepang adalah negara yang pernah melakukan Proyek uji coba (pilot test) tepatnya di Nankai Trough.
Tapi selain Jepang, ada juga uji coba yang pernah dilakukan seperti Korea, China, India, Amerika Serikat, Kanada dan Rusia.
Mekanisme yang mereka gunakan pada uji coba produksi itu ialah depressurization, stimulasi panas dan injeksi inhibitor.
Baca Juga : Permintaan Meningkat Harga Minya Kembali Menguat
Apa Saja Tantangan yang Dihadapi ?
Masih barunya gas hidrat ini, sehingga Indonesia masih mempunyai sejumlah tantangan untuk mengembangkannya, seperti :
1. Karena minimnya penelitian terkait gas hidrat ini. Maka penelitian mengenai metan hidrat harus tetap dilakukan, apalagi kita mempunyai banyak perairan dan kaya dengan metan hidrat.
2. Mengabaikan metan hidrat di dasar laut akan berpeluang lepasnya metan ke atmosfir dalam jumlah tak sedikit saat ada kenaikan suhu air atau atmosfir.
Hal ini bisa berakibat fatal pada efek pemanasan global ekstrem karena efek rumah kaca yang timbul karena metan sekitar 25 kali lebih kuat daripada CO2.
3. Walaupun sumber daya metan hidrat ini sangat besar, ada tantangan besar yaitu cara untuk memproduksikan metan hidrat ini. Sekarang belum ada teknologi yang dapat menghasilkan metan hidrat secara komersial.
4. Operasionalnya masih berisiko tinggi, cost mahal dan tak stabil gas pada tekanan dan suhu permukaan laut membuat tantangan eksplorasi serta produksi metan hidrat lepas pantai menjadi sangat besar.
5. Riset komprehensif dan terintegrasi dibutuhkan untuk pengembangan metan hidrat sebagai dasar aturan baru atau memenuhi aturan yang sudah ada.