Tantangan Korosi di Industri Petrokimia

2025-01-24

Daftar isi

Tutup

Industri petrokimia menghasilkan berbagai produk yang kita gunakan setiap hari, mulai dari pelarut, obat-obatan, plastik, hingga bahan bakar. Semua ini bermula dari proses kompleks yang mengubah minyak bumi dan gas alam menjadi senyawa kimia bernilai tinggi. Namun, di balik itu, ada ancaman besar yang mengintai fasilitas pengolahan petrokimia: korosi.

Korosi di Fasilitas Petrokimia

Seperti yang kita tahu, korosi tidak hanya menggerogoti infrastruktur penting, tetapi juga menyebabkan kerugian finansial yang signifikan dan mengancam keselamatan kerja. Bagaimana perusahaan petrokimia menghadapi tantangan ini? Apa saja solusi yang bisa diterapkan untuk melindungi peralatan dari bahaya korosi? Artikel ini akan mengupas tuntas ancaman korosi dalam industri petrokimia sekaligus membahas langkah-langkah inovatif yang dapat menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan operasi.

Dampak Korosi dalam Industri Petrokimia

Petrokimia mencakup tahapan-tahapan yang menggunakan minyak bumi atau gas alam untuk menghasilkan berbagai senyawa kimia. Proses-proses ini melibatkan reaksi kimia yang kompleks dan menjadi dasar dari banyak produk yang kita gunakan setiap hari, seperti yang sudah disebutkan di atas. 

Dalam industri petrokimia, muncul secara perlahan masalah yang memengaruhi seluruh proses produksi, yaitu masalah korosi pada komponen-komponennya. Kondisi ini umum terjadi, khususnya di fasilitas petrokimia. 

Namun, komponen yang rentan terhadap fenomena ini, dapat mengakibatkan dampak tertentu. Setelah mengalami korosi, berbagai fungsi peralatan akan terganggu, dan seiring dengan meningkatnya tingkat korosi, dampaknya pada seluruh produksi akan semakin nyata, dan jika masalah korosi tidak ditangani tepat waktu, begitu kondisinya memburuk, hal ini dapat secara serius memengaruhi kondisi operasional. Seperti kerusakan infrastruktur, kerugian finansial yang signifikan, dan yang terpenting, risiko keselamatan. 

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan petrokimia telah mengembangkan strategi canggih yang berfokus pada penggunaan pelapis pelindung, paduan tahan korosi, dan metode pemantauan mutakhir. Tapi, sebelumnya mari kita pahami dulu jenis-jenis korosi yang sering terjadi di fasilitas petrokimia.

Jenis-jenis Korosi

Korosi adalah proses degradasi logam akibat interaksi kimia atau elektrokimia dengan lingkungannya. Seperti yang sudah disebutkan di atas, fenomena ini dapat menyebabkan kerusakan serius pada peralatan industri. Melansir TWI Global, berikut beberapa jenis korosi yang sering ditemui, khususnya di fasilitas pengolahan petrokimia:

Korosi Umum (General Corrosion)

Korosi ini terjadi secara merata di seluruh permukaan logam, mengakibatkan pengurangan ketebalan dinding logam secara seragam, dan dapat dihitung dalam mm per tahun. Jenis ini sering ditemukan pada baja yang terpapar air atau air laut, serta pada stainless steel dalam larutan asam atau basa kuat. 

Korosi Intergranular (Intergranular Corrosion)

Jenis korosi ini menyerang batas butir logam secara lokal. Pada stainless steel, korosi intergranular sering disebabkan oleh presipitasi kromium (Cr), yang dikenal sebagai sensitisation. Pada stainless steel, stabilisasi yang dilas (misalnya jenis 321 dan 347), dapat muncul korosi garis pisau (knife line corrosion) di zona pengaruh panas (HAZ). Pencegahannya bisa dengan cara menurunkan kandungan karbon, mengontrol prosedur pengelasan, dan menambahkan elemen stabilisator seperti titanium (Ti) atau niobium (Nb) pada stainless steel.

Korosi Galvanik (Galvanic Corrosion)

Korosi galvanik terjadi ketika dua logam berbeda bersentuhan dan menghasilkan perbedaan potensial redoks, sehingga salah satu logam lebih rentan terhadap korosi. Logam yang lebih anodik akan mengalami korosi lebih cepat, terutama jika perbedaan potensial kedua logam cukup besar. Kondisi ini bisa dicegah dengan mulai mengisolasi listrik antara logam yang berbeda, dan menghilangkan elektrolit seperti air yang dapat memicu reaksi.

Korosi Pitting (Pitting Corrosion)

Korosi pitting adalah bentuk korosi yang sangat merusak, ditandai dengan kerusakan lokal yang menyebabkan terbentuknya lubang kecil (pit) pada permukaan logam. Pada stainless steel, hal ini sering terjadi di lingkungan yang mengandung klorida atau garam oksidator. Faktor penyebabnya yaitu fenomena aerasi diferensial, di mana kadar oksigen dalam pit lebih rendah dibandingkan permukaan sekitarnya. Bisa dicegah dengan cara menambah kandungan kromium (Cr) dan molibdenum (Mo), dan menggunakan nitrogen (N) untuk meningkatkan ketahanan.

Korosi Celah (Crevice Corrosion)

Korosi ini terjadi di area sempit, seperti celah pada gasket, di bawah kepala baut, atau pada sambungan las. Di dalam celah, kadar oksigen rendah menyebabkan aerasi diferensial yang mempercepat korosi. Korosi bawah deposit (under-deposit corrosion) juga termasuk dalam kategori ini, di mana korosi terjadi di bawah lapisan non-logam atau pelapis pada permukaan logam. Cara mencegah korosi jenis ini dengan menggunakan material yang tahan terhadap korosi pitting, karena biasanya juga tahan terhadap korosi celah.

Korosi Retak Tegangan (Stress Corrosion Cracking - SCC)

Jenis korosi ini terjadi ketika logam mengalami tegangan tarik dan terpapar lingkungan korosif. Meskipun permukaan logam terlihat utuh, retakan halus bercabang dapat terbentuk, baik secara intergranular maupun transgranular. Misalnya, pada stainless steel austenitik, SCC sering ditemukan di larutan yang mengandung klorida. Atau, pada baja karbon, SCC terjadi di lingkungan asam (mengandung H₂S) pada suhu rendah. Penyebabnya yaitu konsentrasi garam tinggi, tegangan tarik yang signifikan, dan suhu di atas 60°C.

Strategi dan Solusi Mengatasi Korosi di Fasilitas Industri Petrokimia

Untuk mengatasi kerusakan serius pada infrastruktur, dan meningkatkan risiko keselamatan yang ditimbulkan akibat korosi, berbagai strategi dan solusi telah dikembangkan, di antaranya:

Penggunaan Material Tahan Korosi

Material seperti stainless steel dengan kandungan kromium (Cr) dan molibdenum (Mo) tinggi, serta paduan berbasis nikel, sering digunakan untuk meningkatkan ketahanan terhadap korosi di lingkungan ekstrem. Dalam beberapa aplikasi, material komposit atau polimer yang tahan terhadap bahan kimia korosif dapat menggantikan logam tradisional.

Metode Pemantauan dan Inspeksi

Pemantauan menggunakan sensor modern untuk memantau laju korosi secara real-time, untuk memungkinkan deteksi dini dan tindakan pencegahan. Ditambah dengan teknik seperti ultrasonik, radiografi, atau inspeksi visual dilakukan secara berkala untuk mengevaluasi kondisi komponen.

Pengendalian Lingkungan

Pengendalian pH lingkungan untuk mengurangi reaksi kimia yang memicu korosi, serta menghilangkan oksigen terlarut dalam cairan proses untuk mencegah korosi oksidatif.

Perlindungan Katodik (Cathodic Protection)

Perlindungan katodik adalah teknik elektrokimia yang mengarahkan arus listrik ke struktur logam untuk mencegah reaksi korosi. Hal ini biasanya digunakan pada pipa bawah tanah atau tangki penyimpanan.

Perencanaan dan Desain yang Tepat

Menerapkan desain bebas celah: guna mengurangi area sempit yang rentan terhadap korosi celah. Menghindari kecepatan tinggi atau turbulensi yang dapat mempercepat erosi dan korosi juga bisa berpengaruh pada pencegahan korosi.

Penggunaan Komponen dengan Pelapis seperti Lined Valve

Lined valve menjadi salah satu strategi efektif dalam mencegah korosi di fasilitas petrokimia karena lapisan pelindungnya, seperti PTFE atau PFA, mampu menghadapi cairan dan gas agresif yang biasa ditemukan dalam fasilitas petrokimia. Lapisan tersebut bertindak sebagai penghalang terhadap bahan kimia korosif, sehingga melindungi komponen inti valve dari kerusakan. Dengan menggunakan lined valve, dapat mengurangi frekuensi perawatan, serta meminimalisir risiko kebocoran yang berpotensi membahayakan lingkungan dan keselamatan.

Menghadapi tantangan korosi di fasilitas petrokimia membutuhkan solusi andal yang tidak hanya melindungi tetapi juga meningkatkan efisiensi operasional. Anda bisa mendapatkan produk lined valve dari UNP Polyvalve yang tersedia di ACS dirancang khusus untuk melawan efek korosi dari bahan kimia agresif. Dengan teknologi ini, Anda dapat mengurangi risiko kerusakan komponen, memperpanjang usia peralatan, dan menekan biaya perawatan.

Jangan biarkan korosi mengganggu keamanan industri Anda! Hubungi ACS sekarang dan temukan solusi sempurna untuk fasilitas petrokimia dengan lined valve dari UNP Polyvalve.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
14
.
12
.
24

Pipeline Monitoring: Solusi Modern untuk Keamanan dan Efisiensi Pengangkutan Fluida

Sama seperti pengujian dan perawatan pipa, pipeline monitoring juga tidak kalah penting untuk memastikan operasi pipa yang aman dan efisien dalam mengangkut cairan, gas, hingga slurry.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
11
.
12
.
24

Jenis Media yang Mengalir di Industri Petrokimia dan Material yang Digunakan

Media seperti gas mudah terbakar, bahan kimia korosif, hingga cairan kimia turunan memiliki karakteristik yang memerlukan perhatian khusus dalam pemilihan material. 

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
07
.
12
.
24

Panduan Pemeliharaan Pipa: Metode, Keamanan, dan Pencegahan Kerusakan

Melaksanakan langkah-langkah pencegahan kerusakan maupun perawatan terhadap pipa seperti pipe pigging serta pipe purging, tidak hanya menjaga kestabilan dan integritas pipa, tetapi juga meminimalisir risiko bahaya serta biaya perbaikan.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
05
.
12
.
24

Pentingnya Proses Instrumentasi dalam Sistem Perpipaan

Dengan mengumpulkan data waktu nyata dari fasilitas yang beroperasi dan menyesuaikan proses sesuai kondisi yang telah ditentukan sebelumnya, instrumentasi memastikan sistem berjalan dalam batas optimal, mengurangi risiko kegagalan, dan memaksimalkan produktivitas.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
31
.
10
.
24

Kapan Fitting Pipa harus Diganti? Kenali 7 Tanda Berikut

Jika muncul satu atau lebih tanda-tanda kerusakan, segera mempertimbangkan penggantian komponen fitting pipa Anda, demi mencegah masalah yang lebih besar dan memastikan sistem perpipaan berfungsi dengan baik.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
31
.
10
.
24

Apa itu Pressure Test dan Pentingnya untuk Keberlanjutan Sistem Perpipaan

Pressure test/pressure testing adalah proses uji tekanan bertujuan untuk memastikan bahwa komponen-komponen tersebut mampu menahan tekanan tertentu tanpa kebocoran, kerusakan, atau penurunan kualitas material.