Dari Kebun ke Pabrik: Panduan Lengkap Panen dan Pengolahan Sawit

2024-06-29

Daftar isi

Tutup

Agar Indonesia tetap bisa menjadi negara penghasil minyak sawit terbesar di dunia, penting bagi semua pihak untuk terus menjaga dan mengembangkan budidaya kelapa sawit. Sebab, minyak sawit dan berbagai produk yang dihasilkan darinya memiliki potensi besar untuk menjadi andalan utama dalam industri perkebunan. Oleh karena itu, bisa kita mulai dari mempelajari berapa lama sawit bisa dipanen, apa saja tanda tanda sawit siap dipanen, dan ke mana sawit didistribusikan setelah dipanen. 

Berapa Lama Buah Sawit bisa Dipanen?

Waktu panen buah kelapa sawit bisa berbeda-beda tergantung pada jenis varietas sawit, kondisi tanah, iklim, dan metode perawatan yang digunakan. Melansir website Smart, umumnya buah sawit bisa dipanen pertama kali setelah pohonnya berumur sekitar 3 hingga 4 tahun. Setelah memasuki masa panen pertama, pohon sawit akan terus berbuah sepanjang tahun dan bisa dipanen setiap 10 hingga 14 hari sekali. 

Sementara itu, masa produksi optimal pohon sawit biasanya dicapai pada usia 7 hingga 18 tahun, di mana pohon menghasilkan buah dengan jumlah dan kualitas terbaik. Pohon sawit dapat terus berproduksi hingga usia sekitar 25 hingga 30 tahun, setelah itu produksi buahnya cenderung menurun dan sering kali dilakukan peremajaan tanaman dengan menanam pohon baru.

Bagaimana Kriteria Kematangan Buah Sawit Siap Panen?

Untuk menentukan apakah buah sawit siap dipanen, ada beberapa kriteria kematangan yang bisa dijadikan acuan. Berikut adalah beberapa tanda-tanda bahwa buah sawit sudah matang dan siap dipanen:

Perubahan Warna Buah

Selama proses pematangan, buah sawit yang matang akan menunjukkan perubahan warna. Warna kulit buah sawit secara bertahap berubah dari kehitam-hitaman menjadi jingga kemerahan, atau dari hijau menjadi kuning atau merah, tergantung pada varietasnya. Hal ini menandakan bahwa buah tersebut siap untuk dipanen.

Buah yang Jatuh

Kriteria umum lain untuk menentukan tandan buah segar (TBS) yang siap dipanen adalah adanya buah sawit yang jatuh dari tandan (brondol). Dengan melihat jumlah brondolan yang terlepas dari tandan dan jatuh ke tanah secara alami setelah mencapai tahap matang penuh, buah akan mudah terlepas dari tandannya atau membrondol. Jika ada 1-2 buah yang jatuh, ini biasanya menunjukkan bahwa tandan tersebut sudah matang.

Penampilan dan Tekstur Buah

Buah sawit matang memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan dengan buah yang belum matang. Kulit buah akan terlihat lebih mengkilap dan minyak akan lebih mudah keluar jika buah ditekan.

Kadar Air

Tandan yang matang memiliki buah dengan kandungan minyak yang tinggi dan buah dalam tandan akan tampak penuh dan padat. Sebaliknya, Buah sawit yang matang biasanya memiliki kadar air yang lebih rendah dibandingkan buah yang masih muda. Kadar air yang rendah ini membantu dalam proses ekstraksi minyak sawit.

Ke Mana Sawit Setelah Dipanen?

Setelah sawit dipanen, proses selanjutnya melibatkan beberapa tahapan penting untuk mengolahnya menjadi produk akhir. Berikut adalah alur perjalanan sawit setelah dipanen:

Pengumpulan

Tandan buah segar (TBS) yang telah dipanen dikumpulkan di lokasi panen. Biasanya, TBS dikumpulkan di tempat penampungan sementara di kebun sebelum diangkut ke pabrik pengolahan. Selanjutnya, TBS kemudian diangkut dari kebun ke pabrik kelapa sawit (PKS) menggunakan truk atau alat transportasi lainnya. Proses ini harus dilakukan dengan cepat untuk menghindari penurunan kualitas buah.

Pemrosesan di Pabrik

Di pabrik kelapa sawit, TBS menjalani beberapa tahap pemrosesan untuk menghasilkan minyak sawit mentah (crude palm oil, CPO) dan minyak inti sawit (palm kernel oil, PKO). Tahapan ini meliputi perebusan untuk melunakkan buah, pengepresan untuk mengekstraksi minyak, dan pemurnian untuk menghilangkan kotoran.

Baca Juga : Segala Hal Yang Perlu Anda Tau Tentang Minyak Goreng Kelapa Sawit

Penyimpanan dan Distribusi

Minyak sawit mentah yang telah diproduksi kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan. Dari sini, minyak tersebut didistribusikan ke berbagai industri yang akan mengolahnya lebih lanjut menjadi berbagai produk seperti minyak goreng, margarin, sabun, kosmetik, dan bahan bakar nabati.

Produk Turunan

Selain minyak mentah, limbah dari proses pengolahan seperti serat buah, cangkang, dan tandan kosong juga dapat diolah menjadi produk lain. Misalnya, serat dan cangkang dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa, sementara tandan kosong dapat diolah menjadi pupuk organik.

Bagaimana Cara Memanen Buah Sawit yang Tepat?

Memanen buah sawit memerlukan teknik yang tepat untuk memastikan buah yang dipanen berkualitas tinggi dan tanaman tidak rusak. Berikut adalah langkah-langkah dan cara memanen buah sawit yang tepat:

Memeriksa Kematangan Buah

Sebelum memanen, periksa tanda-tanda kematangan buah sawit. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bisa dengan mempertimbangkan faktor seperti perubahan warna, dan jumlah brondolan yang jatuh ke tanah.

Persiapan Alat

Gunakan alat panen yang tepat seperti dodos (alat pemotong panjang) atau egrek (alat pemotong berujung melengkung). Pastikan alat-alat ini dalam kondisi tajam dan baik untuk memudahkan proses pemotongan.

Teknik Pemotongan

Potong pelepah yang menutupi tandan buah sawit dengan hati-hati untuk memudahkan akses ke tandan buah. Kemudian potong tandan buah yang sudah matang dari batang pohon menggunakan alat yang sesuai. Pastikan potongan dilakukan dengan satu gerakan tegas untuk menghindari kerusakan pada tandan buah dan pohon.

Setelah tandan dipotong, kumpulkan buah yang jatuh di sekitar pohon. Gunakan keranjang atau wadah lain untuk mengangkut buah ke tempat penampungan sementara di kebun sebelum diolah lebih lanjut di pabrik pengolahan.

Dengan perawatan dan pengelolaan yang baik, tanaman kelapa sawit bisa memberikan hasil yang melimpah dan menguntungkan, menarik minat banyak pihak untuk berinvestasi di sektor ini. Selain itu, keberlanjutan dan inovasi dalam budidaya sawit akan memastikan bahwa kita dapat terus memenuhi permintaan pasar global dan mendukung perekonomian negara.

Menarik bukan? Apakah kamu tertarik untuk berkecimpung di bidang ini?

Akan ada informasi lebih banyak dan lebih menarik tentang industri kelapa sawit yang akan ACS berikan untuk kamu. Jadi, jangan sampai kelewat ya! Kunjungi terus website alvindocs.com untuk update-nya.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
22
.
10
.
24

Panduan Memilih Pipa yang Tepat dalam Berbagai Proyek

Dengan berbagai spesifikasi dan jenis pipa yang tersedia di pasaran, memahami karakteristik, material, dan aplikasi masing-masing pipa akan membantu Anda mengambil keputusan yang tepat. 

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
21
.
10
.
24

Valve untuk Industri Pertambangan: Tipe dan Aplikasinya

Berbagai jenis fluida, mulai dari slurry hingga gas, memerlukan valve yang dirancang khusus untuk menangani kondisi ekstrem di sektor pertambangan seperti tekanan tinggi, suhu tinggi, serta sifat abrasif dan korosif dari fluida yang melewatinya.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
20
.
10
.
24

Valve yang Digunakan dalam Proyek Bawah Laut: Apa yang Harus Diperhatikan?

Valve tidak hanya berfungsi sebagai pengatur aliran fluida, tetapi juga sebagai elemen kunci dalam menjaga integritas dan efisiensi sistem di lingkungan yang ekstrem, seperti aplikasi bawah laut.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
18
.
10
.
24

Pipe Fitting dan Aplikasinya dalam Sistem Pipa Bawah Laut

Kedalaman laut menuntut penggunaan fitting pipa yang dirancang khusus untuk bertahan dalam jangka panjang, memastikan perpipaan tetap berfungsi dengan aman dan efisien di lingkungan yang sulit diakses dan diperbaiki. Lalu, fitting pipa seperti apa yang dibutuhkan untuk aplikasi di laut dalam?