Peningkatan suhu global dan perubahan iklim telah mendorong dunia untuk mencari solusi inovatif dalam mengatasi emisi karbon. Salah satu teknologi yang menjadi sorotan adalah Carbon Capture and Storage (CCS). Hal ini juga sempat disinggung dalam debat Cawapres bulan Desember tahun lalu. Jadi, apakah Anda sudah pernah dengar tentang CCS ini?
Jika belum, jangan khawatir, karena artikel ini akan membahas konsep dasar CCS, implementasinya, serta dampaknya terhadap perubahan iklim. Simak penjelasannya sampai akhir, ya!
Apa itu Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)?
Beberapa bulan sebelum debat Cawapres tersebut, tepatnya pada bulan September 2023, telah dilaksanakan konferensi pers International & Indonesia CCS Forum, yang pembahasannya tidak lain mengenai rencana pengembangan teknologi CCS di Indonesia.
Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) adalah suatu pendekatan yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber besar, seperti pembangkit listrik tenaga batu bara dan industri berat. Konsep dasar CCS melibatkan serangkaian proses untuk menangkap gas CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia sebelum mencapai atmosfer, serta mengalirkannya ke tempat penyimpanan yang aman.
Proses ini terdiri dari tiga tahap utama, yaitu:
Penangkapan Karbon (Carbon Capture)
Tahap pertama dari CCS yaitu penangkapan karbon dioksida dari sumber-sumber emisi utama, seperti cerobong asap pabrik atau kilang. Terdapat beberapa metode penangkapan yang digunakan, termasuk solvent-based absorption, adsorpsi, penangkapan membran, dan oksidasi. Dalam proses ini, gas buang yang mengandung CO2 diarahkan melalui teknologi penangkapan untuk mengekstrak karbon dioksida dari aliran gas.
Transportasi
Setelah karbon dioksida berhasil ditangkap, langkah selanjutnya adalah mengangkutnya dari lokasi penangkapan ke tempat penyimpanan. Proses transportasi dapat melibatkan pipa atau sarana transportasi lainnya, tergantung pada jarak dan volume CO2 yang harus dipindahkan.
Penyimpanan (Carbon Storage)
Tempat penyimpanan (storage) adalah tahap terakhir dalam CCS. CO2 yang telah ditangkap di transportasikan ke lokasi penyimpanan berupa reservoir, biasanya merupakan formasi batuan bawah tanah dengan kedalaman mencapai 2km, atau ladang minyak dan gas yang telah habis produksinya. Di sana, CO2 disimpan dalam bentuk yang aman dan stabil untuk mencegah pelepasan kembali ke atmosfer.
Implementasi Proyek CCS
Beberapa negara dan perusahaan telah mengimplementasikan proyek CCS sebagai langkah proaktif dalam mengurangi jejak karbon mereka, antara lain yaitu Amerika Serikat, Kanada, dan Norwegia. Implementasi CCS memerlukan investasi yang signifikan, namun diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam mencapai target emisi karbon global.
Indonesia memiliki potensi yang signifikan untuk menerapkan Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi karbon dan memitigasi dampak perubahan iklim. Oleh karena itu, International & Indonesia CCS Forum lalu juga selain untuk memberikan pemahaman lebih mengenai teknologi CCS, juga untuk menarik investor asing yang mungkin mau berinvestasi khususnya di sektor industri melaui CCS.
Dengan demikian, Teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) muncul sebagai salah satu solusi melawan perubahan iklim global yang perlahan bisa menggantikan pembangkit listrik yang berasal dari bahan bakar fosil. Konsep dasar CCS juga diharapkan bisa membuka peluang baru untuk mengurangi emisi karbon dari sektor-sektor besar.
Tantangan dan Dampak Lingkungan Keberlanjutan
Meskipun CCS menawarkan potensi besar dalam mengurangi emisi karbon, masih ada tantangan dan dampak lingkungan yang perlu diperhatikan. Tantangan tersebut melibatkan biaya tinggi, kesulitan dalam menemukan tempat penyimpanan yang aman, dan potensi kebocoran CO2.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengatasi kendala-kendala ini dan memastikan bahwa implementasi CCS berkontribusi secara positif terhadap keberlanjutan lingkungan.
Selain itu, edukasi publik dan komunikasi yang efektif tentang manfaat dan risiko CCS diperlukan untuk membangun daya dukung masyarakat. Dengan mengatasi tantangan ini, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadikan CCS sebagai bagian integral dari strategi pengurangan emisi karbon, mendukung pembangunan berkelanjutan, dan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Meskipun terdapat tantangan dan risiko yang perlu diatasi, potensi CCS dalam mengurangi dampak perubahan iklim sangat besar. Implementasi proyek CCS tidak hanya mengurangi jejak karbon tetapi juga menciptakan peluang baru dalam pengembangan teknologi dan kolaborasi lintas sektor.
Melalui upaya bersama pemerintah, industri, dan masyarakat, CCS dapat menjadi salah satu inovasi dalam mencapai tujuan global untuk mengurangi emisi karbon, mendorong inovasi berkelanjutan, dan membawa perubahan positif bagi masa depan bumi kita.