Pekerjaan yang berlokasi di laut dalam umumnya memerlukan material anti korosi agar tetap aman dan berfungsi optimal dalam jangka waktu yang lama. Sebab, air laut dikenal memiliki kandungan yang sangat korosif, terutama di kedalaman, sehingga penggunaan material yang tahan terhadap lingkungan ekstrim sangatlah penting.
Korosi sendiri adalah proses degradasi material, biasanya yang terbuat logam, disebabkan oleh reaksi kimia dengan lingkungan sekitarnya. Dalam konteks pekerjaan di laut dalam, korosi dapat sangat berbahaya karena dapat mempengaruhi struktur dan daya tahan material, yang nantinya mengakibatkan kegagalan sistem. Jika tidak ditangani, korosi dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan dan menimbulkan risiko.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan korosi meliputi air, oksigen, dan elektrolit yang ada di air laut. Seperti yang kita tahu, air laut mengandung garam dan mineral yang meningkatkan dan mempercepat proses korosi. Selain itu, suhu, pH, dan keberadaan kontaminan juga dapat mempengaruhi tingkat korosi.
Ketahanan terhadap korosi bukan hanya soal menjaga peralatan tetap bekerja, tetapi juga menghindari risiko besar seperti kebocoran atau kerusakan struktural. Simak lebih lanjut untuk mengetahui jenis-jenis material anti korosi yang cocok dan tantangan yang muncul dalam pekerjaan di laut dalam. Pertama-tama, kita kenali dulu apa saja pekerjaan yang umumnya dilakukan di laut dalam. Berikut penjabarannya.
Laut Dalam, Area Kerja yang Tinggi Resiko Korosi
Area kerja laut dalam adalah wilayah perairan yang berada pada kedalaman lebih dari 200 meter dari permukaan laut, di mana tekanan dan suhu dapat bervariasi secara signifikan. Wilayah ini sering menjadi lokasi untuk berbagai aktivitas industri, seperti:
- Pengeboran minyak dan gas bumi
- Instalasi kabel bawah laut
- Pemasangan pipa bawah laut
- Pembangunan platform lepas pantai
Pekerjaan di atas yang dilakukan di area kerja laut dalam seringkali melibatkan penggunaan peralatan dan infrastruktur yang berat dan mahal, seperti platform pengeboran, pipa, dan struktur pendukung lainnya. Namun, lingkungan ekstrem di laut dalam menghadapi tantangan besar, terutama terkait korosi. Tingginya konsentrasi garam dalam air laut, suhu yang rendah, dan tekanan yang tinggi menciptakan kondisi yang sangat korosif bagi material yang digunakan.
Jenis Material Anti Korosi yang Dibutuhkan untuk Pekerjaan di Laut Dalam
Dalam kondisi lingkungan yang keras seperti laut dalam, beberapa material terbukti sangat efektif dalam melawan korosi akibat dari zat kimia yang disebutkan di atas. Cek list materialnya dan pengaplikasiannya di sini.
Stainless Steel (Tipe 316)
Mengandung molibdenum, yang menambah ketahanan terhadap korosi terutama di lingkungan air laut. Contoh komponen yang menggunakan material ini yaitu flange, valve, dan fitting pada sistem perpipaan.
Titanium
Memiliki ketahanan luar biasa terhadap korosi, bahkan di lingkungan yang sangat dalam, serta terkenal ringan dan tahan lama, membuat material titanium umum digunakan pada komponen seperti baling-baling kapal dan casing pipa bawah laut.
Alloy Monel
Material ini merupakan paduan nikel-kobalt yang sangat tahan terhadap air laut dan tekanan tinggi. Contoh komponennya antara lain pipa dan fitting yang terpapar langsung dengan air laut.
Hastelloy
Berbeda dengan alloy monel, paduan berbasis nikel ini juga memiliki ketahanan terhadap korosi yang ekstrem, cocok untuk air laut dan cairan agresif lainnya. Valve dan heat exchanger pada infrastruktur lepas pantai adalah beberapa komponen yang menggunakan material hastelloy.
Inconel
Inconel adalah paduan nikel-kromium dengan ketahanan tinggi terhadap korosi serta oksidasi pada suhu tinggi. Contoh komponennya banyak terdapat di sistem perpipaan dan sambungan pada platform lepas pantai.
Fiberglass
Berbeda dengan material-material sebelumnya, fiberglass merupakan salah satu material non-metal yang tahan korosi dan sering digunakan dalam pembangunan kapal serta struktur laut lainnya.
Karet dan Polimer Khusus (misalnya PTFE)
Kedua material ini juga merupakan bahan polimer yang tahan terhadap zat kimia korosif seperti klorida dalam air laut. Seal dan gasket untuk pipa bawah laut umumnya menggunakan material ini sebagai struktur utamanya.
Pekerjaan di laut dalam menuntut ketahanan dan kehandalan, terutama dari material yang digunakan untuk melawan efek korosif air laut. Dari stainless steel hingga titanium dan alloy khusus seperti Monel, pemilihan material yang tepat akan menentukan keberhasilan dan keselamatan operasional di lingkungan yang ekstrem. Dengan memahami kebutuhan akan material anti korosi, Anda dapat memaksimalkan efisiensi, mengurangi risiko, dan memastikan keberlanjutan operasi di laut dalam.
Jika Anda sedang mencari solusi material anti korosi untuk proyek laut dalam, khususnya produk valve, kami menyediakan berbagai pilihan produk berkualitas tinggi yang dirancang untuk kebutuhan industri ini, dengan berbagai merek, ukuran, dan spesifikasi. Hubungi ACS sekarang untuk konsultasi lebih lanjut dan penawaran khusus hanya untuk Anda.