Kesiapan Bali Sebagai Tuan Rumah
Konvensi internasional mengenai minyak dan gas yang ke dua, atau The 2nd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2021 akan diadalan pada 29 November – 1 Desember 2021 di Bali. Tujuannya, agar menarik investasi di sektor hulu migas dalam upaya meningkatkan produksi di tahun 2030 nanti.
Ketua Organizing Committee, Luky Agung Yusgiantoro menyatakan ada 5 tujuan utama pada event ini.
Pertama, tentu acara ini dihadirkan untuk menarik investasi. Kenapa? Karena sektor kegiatan hulu migas ini punya target pada 2030 untuk produksi 1 juta barel per hari, semua ingin tunjukkan ke stakeholders, ke publik, bahwa sektor ini sedang transformasi, tujuan agar pada investasi.
Baca Juga : Pekerjaan Teknik Perminyakan Dengan Gaji Tinggi
Bali Siap Jadi Tuan Rumah Konvensi Internasional Minyak dan Gas Bumi
Selanjutnya akan ada diskusi mengenai low carbon initiative yang sebelumnya telah menjadi bahasan di gelaran COP26 di Skotlandia. Acara ini akan membahas mengenai dampak dan target yang bakal dicapai oleh sektor hulu migas.
Tujuan ketiga ini juga penting mengenai adanya kolaborasi yang akan dibangun dengan lembaga lainnya untuk mencapai tujuan rendah karbon dan produksi 1 juta barel.
Tak hanya tujuan dari SKK Migas, tapi masyarakat yang masih membutuhkan energi, diketahui saat ini 50 persen bauran energi itu berasal dari gas alam dan minyak bumi, tentu masih dibutuhkan kedepannya.
Maka dari itu, tujuan event ini ingin menunjukkan ke dunia luar untuk mencapai tujuan peningkatan produksi itu perlu dilakukan bersama-sama dengan target bisa memberikan ketahanan energi dan perekonomian Indonesia.
Kemudian keempat, dalam rangka mengejar target peningkatan produksi dan low carbon emission, SKK Migas akan memaparkan berbagai program yang telah dijalankan dan akan dijalan kedepannya.
Baca Juga : Tertinggi Dalam 3 Tahun Terakhir, Harga Minyak Kembali Menguat
Sementara itu, pihak penyelenggara belum mau membocorkan nilai investasi yang ditargetkan didapat dari gelaran tersebut. Meski begitu, saat ini mereka telah mempunyai rancangan dan bentuk investasi yang ditargetkan akan didapatkan, namun, belum bisa dikonversi ke besaran uang.
Guna untuk menarik investasi dari luar negeri maupun dalam negeri juga memiliki tantangan tersendiri. Apalagi saat ini untuk menarik investasi dari luar negeri akan bersaing dengan investasi sektor Energi Baru Terbarukan (EBT).