2022-12-15

Daftar Perusahaan Migas yang Rugi Seperti Pertamina

Daftar isi

Tutup

Pabrik pertamina dan piping sistem

Kerugian Besar, Kok Bisa?

PT Pertamina (Persero) melaporkan mengalami rugi bersih sebesar 767,92 juta dollar Amerika Serikat (AS) setara dengan Rp 11,13 triliun (rate Rp 14.500/Dollar AS) pada semester I 2020. 

Menurunnya prestasi keuangan Pertamina sudah pasti diakibatkan karena terpukulnya sektor industri minyak dan gas (migas) oleh pandemi Covid-19. Hal tersebut tergambar dengan ikut anjloknya laporan keuangan perusahaan migas di berbagai negara. 

Exxon Mobil misalnya, dalam laporan yang dikeluarkan pada tanggal 31 Juli 2020 mengalami kerugian sebesar 1,1 miliar dollar AS selama semester I 2020 karena stok berlebih minyak dunia berbanding dengan melemahnya permintaan karena pandemi Covid-19.

Kerugian akibat pandemi Covid-19 juga dialami perusahaan minyak asal Inggis yaitu BP (British Petroleum). Sepanjang semester I 2020, BP melaporkan kerugian sebesar 6,7 miliar dollar AS berbanding terbalik dengan periode tahun lalu dimana BP mendapat keuntungan sebesar 2,8 miliar dollar AS.

Kerugian BP disebabkan oleh lemahnya harga minyak dan gas dunia, margin yang rendah dari produk kilang, pemangkasan produksi minyak dan gas, serta rendahnya permintaan untuk bahan bakar dan juga pelumas.

Selain itu, kerugian juga sama dialami oleh Chevron, perusahaan yang berasal di Amerika Serikat ini dalam laporan terbaru keuangan semester I 2020 mengalami kerugian sebesar 8,3 miliar dollar AS. Capaian tersebut sangat berbeda dengan semester I 2019. 

Satu tahun lalu Chevron mendapatkan keuntungan sebesar 4,3 miliar dollar AS. Dalam laporan keuangan ini, CEO Chevron Michel K Wirth menjelaskan bahwa melemahnya ekonomi karena pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada melemahnya harga produk dan juga melemahnya permintaan.

Penulis

Om Vin
Om Vin adalah full-time in-house engineer ACS dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di industri pipa fitting dan sangat gemar dengan tantangan.

Share

  • Facebook
  • Tweet
  • Whatsapp
  • LinkedIn

Artikel lainnya

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
15
.
05
.
24

Panduan Memilih Ukuran Kawat Las yang Tepat untuk Setiap Proyek Pengelasan

Ukuran kawat yang dipilih harus berkontribusi terhadap produksi las yang memenuhi atau melampaui standar kualitas yang ditentukan. Faktor-faktor seperti komposisi kawat, kebersihan permukaan, dan konsistensi memainkan peran penting dalam mencapai kualitas las yang tinggi.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
15
.
05
.
24

Memahami 4 Teknik Posisi Pengelasan: Flat, Horizontal, Vertical, dan Overhead

Memahami aplikasi masing-masing posisi pengelasan memungkinkan welder untuk memilih teknik dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan proyek mereka, serta memastikan hasil pengelasan yang optimal dalam hal kualitas dan kekuatan.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
15
.
05
.
24

Rotary Valve: Definisi, Cara Kerja, dan Pengaplikasian

Penanganan secara efisien sangat penting untuk kelancaran operasional, khususnya pada industri manufaktur dan pengolahan yang memerlukan bahan granular atau bubuk kering untuk dialiri melalui sistem perpipaan. Bagaimana cara rotary valve, dan apa yang membedakannya dari valve yang lain?

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
15
.
05
.
24

Air Valve : Definisi, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Masalah seperti penumpukan kantong udara di dalam jaringan perpipaan dapat mengganggu aliran air, menyebabkan inefisiensi, fluktuasi tekanan, dan potensi kerusakan pada infrastruktur. Untuk mengatasi masalah ini, solusi telah dikembangkan dengan adanya air valve.

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
14
.
05
.
24

Limit Switch: Definisi, Cara Kerja, dan Aplikasinya

Jika mendengar kata switch, tak jarang yang kita pikirkan adalah perangkat saklar yang digunakan untuk menyalakan dan mematikan lampu ruangan. Ya, cara kerja limit switch kurang lebih seperti itu. Lalu, apa yang dimaksud dengan limit switch sendiri?

Alvindo Catur Sentosa Placeholder image
14
.
05
.
24

Pneumatic Valve: Definisi, Cara Kerja, dan Pengaplikasiannya

Sistem pneumatik menggunakan udara atau gas terkompresi untuk mengirimkan dan mengendalikan energi. Ketika udara bertekanan dikeluarkan dari tangki penyimpanan, udara tersebut mengalir melalui rangkaian pipa untuk mencapai komponen pneumatik. Tekanan udara kemudian dapat dikontrol, salah satunya dengan mengatur aliran udara melalui valve.